:::: MENU ::::

Tuesday, November 20, 2018


Pembelinya masih misterius. Namun dari tawaran yang masuk, diduga pemenang lelang berasal dari Tiongkok.
PelangiQQ- Apa rasanya jika menggunakan jam tangan seharga beberapa unit mobil Ferarri? Terdengar mustahil namun ini benar-benar terjadi.
Sebuah jam tangan baru saja terjual di sebuah acara pelelangan Sotheby di Jenewa, Swiss. Untuk bisa memamerkan jam ini di pergelangan tangan, si pemilik harus merogoh kocek sampai 3,9 juta franc atau setara Rp57,1 miliar.
Tak hanya itu saja. Si pembeli harus bersaing dengan 900 peminat dari 54 negara untuk bisa memilikinya.
Mengutip laman Liputan6.com, jam itu bermerek Patek Philippe. Jam tangan bereferensi model 2499 ini dikenal dengan nama The Asprey.
Arloji itu dibuat pada 1952 dan menghadirkan fitur kalender abadi (perpetual calendar).

Di dunia jam tangan, kalender abadi adalah pengoperasian jam yang bisa menyesuaikan ke dunia nyata. Ini tentu benda dengan kalender jam biasa di mana pengguna perlu menyesuaikan tanggal jika hari dalam satu bulan kurang dari 31 hari, demikian penjelasan situs spesialis perhiasan dan jam tangan Gray & Sons

Tak Perlu Sesuaikan Penanggalan Jam

Pengguna juga tak perlu menyesuaikan penanggalan jam tangan ketika tahun kabisat. Hal itu akan berlangsung selamanya. Tapi, jam tangan itu tetap harus disesuaikan pada tahun 2100 yang melewati tahun kabisat berdasarkan standar kalender Gregorius.
Harga jam ini naik dari tahun 2006 yang kala itu mencapai 2,2 juta franc atau Rp32,1 miliar. Kala itu, harganya juga memecahkan rekor dunia.
Tak diketahui siapa penjual jam mahal itu. Pembelinya diduga berasal dari Tiongkok karena perantara yang ikut lelang merupakan wanita Asia yang bicara dengan bahasa Mandarin via telepon.
Jam tangan The Asprey ini menjadi primadona di antara merek Cartier, Rolex, dan Vacheron Constantin yang ikut dilelangkan. Sotheby's menyebut, terkumpul dana sebesar 12,2 juta franc (Rp 178 miliar)

Monday, November 19, 2018


PelangiQQRoket Falcon 9 milik SpaceX seharusnya membuat sejarah saat dijadwalkan meluncur pada hari Senin (19/11). Sayang, peluncurannya harus ditunda. 

Inti roket Falcon 9 ini sebelumnya telah digunakan dalam dua misi peluncuran pada tahun ini. Peluncuran yang ditunda ini seharusnya menjadi misi ketiganya dalam setahun, pencapaian pertama bagi inti roket buatan SpaceX. 

SpaceX pun mengumumkan penundaan ini lewat akun Twitter resmi mereka. Tapi, tidak dijelaskan lebih lanjut apa yang menyebabkan penundaan ini. 

"Upaya peluncuran Spaceflight SSO-A: SmallSat Express pada hari Senin ditunda untuk melakukan inspeksi pra-terbang tambahan. Setelah selesai, kami akan mengkonfirmasi tanggal peluncuran baru," tulis SpaceX melalui akun Twitter-nya, 

Dalam peluncuran ini, Falcon 9 seharusnya membawa 64 satelit kecil menuju orbit. Sebelumnya, inti roket tersebut telah meluncurkan satelit komunikasi Bangabandhu-1 untuk pemerintah Bangladesh pada bulan Mei. 

Pada bulan Agustus, inti roket yang sama juga meluncurkan satelit Merah Putih milik Telkom

Keberhasilan untuk menggunakan ulang inti roket Falcon 9 sebanyak tiga kali tentu merupakan pencapaian tersendiri bagi SpaceX. Terutama mengingat prioritas mereka untuk memotong biaya perjalanan luar angkasa dengan menggunakan roket berulang kali bisa tercapai